IBADAH QURBAN ; ALTRUISME UNIVERSAL DAN SOLIDARITAS SOSIAL

 Oleh : Arifman, S.Ag. M.Fil.I Kepala TPQ ‘Bustanuddin' SUNGAI PENUH, ARUNIKANEWS – Iduladha atau lazim disebut sebagai hari raya Kurban...

 Oleh : Arifman, S.Ag. M.Fil.I
Kepala TPQ ‘Bustanuddin'

SUNGAI PENUH, ARUNIKANEWS – Iduladha atau lazim disebut sebagai hari raya Kurban merupakan salah satu hari bersejarah umat Islam yang diperingati setiap 10 Dzuhijjah dari bulan ke-12 dalam tahun Hijriyah. Disebut sebagai hari raya qurban karena pada hari itu seluruh umat Islam melakukan kegiatan penyembelihan hewan qurban sebagai bentuk ibadah yang totalitas kepada Allah SWT.

Arifman
Arifman
Kepala TPQ ‘Bustanuddin'

Di hari raya Qurban, seorang menyembelih binatang (baca; kurban) diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah pada hari-hari Iduladha. Jika diselisik lebih dalam, ada nilai altruisme universal yang dapat ditemukan dalam fenomena berkurban. Yaitu, tradisi religius yang menyimpan nilai-nilai kebersamaan, dan saling respek pada individu yang melintasi batas ajaran agama, ras, dan geografis.

Kepedulian Sosial

Pada perayaan hari raya Qurban, umat Islam mempunyai budaya yang mengedepankan semangat berbagi yang melahirkan kepedulian sosial bagi sesama. Orang yang berkurban akan membagikan kepada orang-orang yang “membutuhkan” seperti fakir-miskin dan yang tidak mampu. Bahkan, untuk kelompok penganut agama lain sekalipun jika membutuhkan akan diberi dan disuguhkan daging qurban.  Dan disinilah semangat kepedulian sosial untuk saling berbagi dalam kehidupan manusia dan sikap altruisme inilah yang harus dimiliki oleh kaum “borjuis spritualis” secara universal ditengah-tengah kehidupan krisis ekonomi global.

Berkurban adalah salah satu bentuk rasa syukur hamba kepada Tuhan nya, bentuk syukur atas segala nikmat itu di implementasikan melalui penyembelihan binatang yang di anjurkan oleh syariat.  Karena esensi qurban itu adalah sarana pendekatan diri dari hamba kepada Allah SWT.  Dan hikmah dari qurban itu sendiri dapat melahirkan semangat berbagi sebagai bentuk kepedulian sosial.

Dalam konteks ini, momentum Iduladha atau hari raya qurban berkontribusi bagi kehidupan secara kolektif. Betapa tidak, ada semacam kewajiban bersolider guna mencapai tujuan bersama dengan membangun sebuah relasi sosial berdasarkan perasaan hubungan emosional dan kepekaan sosial yang tinggi melalui kerelaan untuk berbagi sebagai bentuk kepedulian sosial.

Solidaritas Sosial sebagai Energi Perekat Kebersamaan

Dalam kehidupan modern, salah satu masalah serius yang menyelimuti masyarakat adalah makin menipisnya solidaritas. Situasi ini tentu tidak lepas dari dinamika ekonomi yang penuh persaingan ditambah lagi dengan adanya krisis ekonomi global yang dampaknya dirasakan masyarakat bawah sehingga makin mengikis solidaritas sosial. Lihatlah masyarakat perkotaan, warganya kadangkala berubah menjadi individu yang terisolasi dari yang lain dan bertindak hanya demi kepentingan sendiri.

Namun, kesadaran religius dalam berkurban terkait erat dengan praksis membangun kembali kebersamaan. Melalui momentum ini, rajutan kebersamaan selalu dikokohkan bersama dalam perayaan secara kolosal.  Hari raya ini, kita jadikan sebagai kekuatan pendorong untuk memenuhi kepentingan bersama sehingga, hari raya ini bukan hanya sebatas seremonial belaka, akan tetapi tujuan terpenting dari ritual ini ialah menghadirkan kepekaan sosial kita terhadap cita-cita kemaslahatan hidup bersama.

Inilah makna yang harus kita petik dari perayaan kurban, semangat saling mengasihi, welas asih, dan mencintai sesama. Kita harus menyadari bahwa agama memang membawa good life yang tak boleh diabaikan begitu saja, meminjam istilah Habermas, di mana Iduladha telah menyediakan basis moral dan pelajaran berharga terkait visi solidaritas untuk membangkitan altruisme universal dan kepedulian sosial dalam relung-relung kehidupan bermasyarakat.


Related

Sungai Penuh 1089848765406024679

Terbaru

Hot in week

Komentar

item