ISLAM DAN PANCASILA ; ANALISIS ATAS PEMIKIRAN ALI SYARI'ATI
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, merupakan hasil kompromi yang mempertemukan berbagai pandangan ide...
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin |
Sekilas tentang Pemikiran Ali Syariati
Ali Syariati (1933–1977) adalah seorang intelektual Muslim yang sangat b0erpengaruh dalam Revolusi Iran. Ia dikenal dengan gagasan-gagasannya yang revolusioner, yang berfokus pada pembebasan umat manusia dari segala bentuk penindasan, baik sosial, politik, maupun spiritual. Syariati memperkenalkan konsep "Islam yang memerdekakan," yakni Islam yang menuntut keadilan sosial dan menentang penindasan dalam segala bentuknya.
Dalam pemikirannya, Syariati menekankan pentingnya ideologisasi Islam untuk menghadapi tantangan zaman modern, termasuk kolonialisme, kapitalisme, dan ketidakadilan sosial. Ia mengkritik keras bentuk agama yang statis dan apolitis, dan menyerukan agar umat Islam kembali kepada semangat revolusioner Islam awal, yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan pembebasan.
Pancasila dalam Konteks Islam
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki lima sila yang mencerminkan prinsip-prinsip kebangsaan dan kemanusiaan. Salah satu sila yang paling dekat dengan nilai-nilai Islam adalah sila pertama, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa." Prinsip ini sejalan dengan konsep Tauhid dalam Islam, yang mengajarkan keesaan Tuhan sebagai fondasi keyakinan.
Namun, Pancasila juga memuat nilai-nilai lain yang bersifat universal, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya mendasarkan diri pada agama, tetapi juga pada prinsip-prinsip kebangsaan dan kemanusiaan yang lebih luas. Hal ini sering menimbulkan perdebatan di kalangan Muslim mengenai sejauh mana Islam harus terlibat dalam politik dan pemerintahan di Indonesia.
Analisis Pemikiran Ali Syariati terhadap Pancasila
Jika kita menghubungkan pemikiran Ali Syariati dengan Pancasila, kita dapat menemukan beberapa titik temu yang menarik. Syariati sangat menekankan aspek keadilan sosial dan pembebasan dari penindasan, yang dapat dihubungkan dengan sila ke-5 Pancasila, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Menurut Syariati, Islam harus menjadi alat pembebasan yang aktif, bukan sekadar agama yang bersifat ritualistik dan apolitis. Pandangan ini sesuai dengan semangat Pancasila yang mengedepankan kesejahteraan sosial dan keadilan bagi semua warga negara.
Selain itu, Syariati juga menentang bentuk pemerintahan yang otoriter dan represif, serta mendorong partisipasi rakyat dalam menentukan nasib mereka sendiri, yang sejalan dengan sila ke-4, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila dapat dianggap sejalan dengan visi Syariati tentang pemerintahan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Namun, Syariati mungkin akan mengkritik Pancasila jika ia melihat adanya elemen-elemen yang mengarah pada stagnasi atau kompromi yang terlalu jauh dari nilai-nilai Islam. Syariati menekankan perlunya Islam yang dinamis dan revolusioner, sementara Pancasila, sebagai hasil konsensus nasional, kadang-kadang dianggap sebagai simbol kompromi antara berbagai ideologi, termasuk Islam, sekularisme, dan nasionalisme.
Tantangan dan Relevansi Pemikiran Syariati di Indonesia
Dalam konteks Indonesia modern, pemikiran Syariati menawarkan wawasan tentang bagaimana Islam dapat berfungsi sebagai kekuatan pembebasan dalam rangka mencapai keadilan sosial dan politik. Meskipun Pancasila telah menjadi landasan negara yang stabil, tantangan seperti ketimpangan sosial, korupsi, dan ketidakadilan masih menjadi masalah yang harus diatasi.
Syariati mungkin akan menyerukan agar umat Islam di Indonesia tidak hanya menerima Pancasila sebagai dogma politik, tetapi juga sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan, sesuai dengan semangat Islam. Pandangan revolusioner Syariati dapat memberikan inspirasi bagi umat Islam Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila yang selaras dengan ajaran Islam, terutama dalam konteks keadilan sosial dan penolakan terhadap segala bentuk penindasan.
Kesimpulan
Pemikiran Ali Syariati tentang Islam yang revolusioner dan pembebasan sosial dapat memberikan perspektif yang segar dalam melihat hubungan antara Islam dan Pancasila. Meskipun Pancasila adalah hasil kompromi nasional yang mencakup berbagai ideologi, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, terutama tentang keadilan sosial dan demokrasi, sejalan dengan pemikiran Syariati. Dengan demikian, umat Islam Indonesia dapat menemukan inspirasi dalam pemikiran Syariati untuk memperkuat peran Islam dalam memajukan nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam konteks keadilan dan kesejahteraan sosial.