DISAMBUT MERIAH WARGA DESA TANJUNG DAN TANJUNG MUDA, PUSRI-MULYADI LAKUKAN BLUSUKAN
Senin, 7 Oktober 2024, menjadi hari yang bersejarah bagi warga Desa Tanjung dan Tanjung Muda. Di bawah langit yang cerah, langkah PasMulya, ...
Senin, 7 Oktober 2024, menjadi hari yang bersejarah bagi warga Desa Tanjung dan Tanjung Muda. Di bawah langit yang cerah, langkah PasMulya, pasangan independen Pusri Amsy Mulyadi Yacoub, menyusuri jalan-jalan desa dengan penuh semangat dan tekad kuat. Namun bagi Pusri, hari ini bukan sekadar blusukan politik biasa. Ini adalah perjalanan pulang ke tanah kelahiran, tempat setiap jengkal tanahnya telah menyaksikan sejarah hidupnya, tempat dia pertama kali belajar arti dari sebuah perjuangan dan pengabdian.
Di Tanjung, tanah tumpah darah Pusri, sambutan warga terasa lebih dari sekadar sambutan politik. Ini adalah luapan harapan, mimpi yang hidup kembali dalam diri sosok putra daerah yang tak pernah lupa akan asal-usulnya. Di sini, di tanah yang mengalir dalam darahnya, Pusri berdiri bukan hanya sebagai calon walikota, tapi sebagai anak kampung yang berjanji untuk memperjuangkan nasib saudara-saudaranya.
Sorak sorai warga yang penuh semangat menyambut kedatangan PasMulya terdengar hingga ke sudut-sudut desa. Dengan penuh antusiasme, mereka menyambut Mbangk Pusri dan Uda Mulyadi. Terlihat para ibu tersenyum haru, anak-anak yang berlari mengelilingi rombongan, dan para tokoh masyarakat yang menyatakan dukungan tanpa ragu. Mereka yakin, PasMulya adalah sosok yang membawa harapan baru, mimpi yang selama ini hanya hidup dalam angan akan segera terwujud.
Di hadapan kerumunan yang antusias, Pusri dengan suara tegas dan penuh keyakinan menyampaikan pesan perjuangannya. Ia berbicara tentang bagaimana Desa Tanjung dan Tanjung Muda adalah bagian dari jiwanya, tanah yang selalu memanggilnya pulang. "Tanah ini," ujarnya, "adalah tanah yang mengajarkan saya arti tanggung jawab dan keadilan. Saya tidak datang untuk meraih kekuasaan, tapi untuk memastikan bahwa hak setiap orang di sini, setiap warga Kota Sungai Penuh, dipenuhi. Keadilan harus kita perjuangkan bersama-sama!"
Pernyataannya membakar semangat warga, yang selama ini merindukan pemimpin yang benar-benar memahami apa yang mereka alami. Pusri berjanji akan memperjuangkan infrastruktur yang lebih baik, mengatasi banjir dan sampah yang menjadi momok, serta membangun manusia yang lebih berdaya. Di Desa Tanjung, tekadnya terasa lebih kuat, seolah setiap langkah di desa ini mengingatkan Pusri bahwa perjuangannya bukan hanya tentang menang dalam pemilu, tapi tentang mengembalikan harkat dan martabat tanah leluhur.
Euforia warga pun bercampur haru. Mereka melihat dalam diri Pusri sosok pemimpin yang lahir dari akar mereka, yang memahami keluh kesah dan harapan mereka. "Tanah Tanjung adalah tanah tumpah darah saya," tegas Pusri, "dan sebagai putra daerah, wajib hukumnya bagi saya untuk memperjuangkan nasib kita bersama. Kita tidak akan tinggal diam saat tanah kita diabaikan, kita akan bangkit dan mengubah nasib kita dengan tangan kita sendiri."
Pidato Pusri disambut dengan tepuk tangan gemuruh. Tak ada yang meragukan ketulusan dan tekadnya. Di hari itu, Tanjung tidak hanya menjadi saksi kedatangan calon pemimpin, tapi juga kelahiran kembali semangat perjuangan rakyat yang yakin bahwa dengan PasMulya, masa depan Sungai Penuh akan lebih cerah. Masyarakat pulang dengan hati yang menyala, membawa harapan bahwa perubahan sudah di depan mata.
Bagi warga Desa Tanjung dan Tanjung Muda, Mbangk Pusri bukan hanya calon walikota, dia adalah harapan yang lahir dari tanah mereka sendiri—putra daerah yang siap memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan masa depan yang lebih baik bagi Sungai Penuh. (YF)