Esensi Sumpah Pemuda dalam Membangun Kesalehan Digital
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap 28 Oktober, merupakan momentum bersejarah bagi persatuan bangsa Indo...
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin |
Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap 28 Oktober, merupakan momentum bersejarah bagi persatuan bangsa Indonesia. Dalam Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa—Indonesia. Sumpah ini menjadi pondasi persatuan dan kesatuan bangsa yang terus relevan dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk dalam menghadapi tantangan di era digital.
Dengan perkembangan teknologi informasi, dunia digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Media sosial, internet, dan berbagai aplikasi digital kini tidak hanya digunakan untuk hiburan atau komunikasi, tetapi juga menjadi sarana berbagi pengetahuan dan berkolaborasi. Namun, dunia digital juga memiliki risiko, seperti penyebaran informasi palsu, ujaran kebencian, dan perilaku tidak etis yang bisa memecah persatuan. Oleh karena itu, esensi Sumpah Pemuda perlu diterapkan dalam membangun kesalehan digital sebagai bentuk pengabdian terhadap bangsa dan negara.
1. Pemahaman Kesalehan Digital
Kesalehan digital adalah konsep mengedepankan sikap, tindakan, dan perilaku yang etis dan bermanfaat di dunia digital. Ini mencakup integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam berinteraksi secara daring. Kesalehan digital bukan hanya mengenai tidak melakukan hal-hal yang buruk, tetapi juga secara aktif mempromosikan konten positif, menyebarkan kebenaran, dan berpartisipasi dalam membangun masyarakat digital yang sehat.
2. Esensi Sumpah Pemuda dalam Kesalehan Digital
Esensi Sumpah Pemuda yang berlandaskan persatuan, cinta tanah air, dan komitmen terhadap Indonesia dapat menjadi nilai dasar dalam membangun kesalehan digital. Berikut adalah beberapa poin penting:
Persatuan dalam Keragaman Digital: Di era digital, pengguna berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan suku. Menjaga persatuan berarti mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan, dan menghindari tindakan yang dapat memecah belah. Pemuda dapat menjadi teladan dalam mempromosikan persatuan melalui konten yang mendukung inklusi, toleransi, dan saling menghormati.
Cinta Tanah Air dengan Menghindari Konten Negatif: Cinta tanah air dalam konteks digital bisa diwujudkan dengan menghindari penyebaran informasi palsu (hoaks), ujaran kebencian, dan konten yang merusak citra bangsa. Sebaliknya, pemuda bisa menjadi pelopor dalam mempromosikan konten yang mendidik, informatif, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Bahasa yang Santun dan Bijaksana: Dalam Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa pemersatu. Di dunia digital, pemuda perlu menggunakan bahasa yang santun dan bijaksana dalam berinteraksi, baik di media sosial maupun platform lainnya. Bahasa yang baik mencerminkan sikap kesalehan dan memberikan pengaruh positif kepada orang lain.
3. Membangun Kesadaran dan Tanggung Jawab Digital
Untuk mencapai kesalehan digital, penting bagi para pemuda untuk memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap dampak dari setiap tindakan digital mereka. Kesadaran ini meliputi pemahaman tentang:
Dampak Jangka Panjang: Konten yang diunggah di internet memiliki jejak digital yang bisa bertahan lama. Pemuda perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari konten yang mereka buat dan bagikan. Misalnya, tindakan menghina atau menyebarkan kebencian bisa merugikan orang lain atau merusak reputasi diri sendiri di masa depan.
Etika Berinternet: Kesalehan digital berarti mengikuti etika berinternet, seperti menghormati privasi orang lain, tidak melakukan plagiarisme, serta menghargai hak cipta dan karya orang lain.
4. Peran Aktif Pemuda sebagai Agen Perubahan Digital
Pemuda sebagai pengguna internet terbanyak memiliki kekuatan untuk menjadi agen perubahan digital yang positif. Mereka bisa berperan aktif dalam:
Menyebarkan Informasi yang Benar: Sebagai pengguna aktif media sosial, pemuda bisa membantu menyaring dan menyebarkan informasi yang benar. Mereka bisa ikut serta dalam meluruskan informasi hoaks dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya literasi digital.
Membangun Komunitas Positif: Pemuda bisa membentuk komunitas digital yang positif, misalnya komunitas yang mendukung literasi digital, kreatifitas, dan pengembangan potensi diri. Komunitas ini dapat menjadi wadah bagi pemuda untuk belajar, berbagi, dan berkontribusi secara konstruktif.
5. Implementasi Nilai-Nilai Kesalehan Digital dalam Kehidupan Sehari-Hari
Menumbuhkan kesalehan digital bukanlah hal yang instan, melainkan harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan terus berlatih untuk jujur, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain dalam setiap interaksi digital, para pemuda dapat menjadi contoh yang baik bagi generasi berikutnya.
Kesalehan digital juga dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti berpikir sebelum berbagi informasi, memberi komentar dengan bijak, dan menjaga hubungan baik dengan pengguna lainnya. Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat diwujudkan dalam sikap keseharian di dunia digital.
Kesimpulan
Sumpah Pemuda yang menjadi simbol persatuan dan semangat kebangsaan, memiliki relevansi yang kuat di era digital saat ini. Pemuda Indonesia diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda untuk membangun kesalehan digital, sehingga dunia digital bisa menjadi ruang yang lebih aman, positif, dan bermanfaat bagi semua orang. Dengan demikian, esensi Sumpah Pemuda tidak hanya menguatkan persatuan bangsa, tetapi juga membentuk generasi digital yang berintegritas dan berakhlak mulia.