Ulama Su' dan Ulama Absurd: Upaya Purifikasi Ajaran Islam

Arifman Kepala TPQ Bustanuddin Dalam perjalanan sejarah Islam, ulama memiliki peran sentral dalam menjaga, menyebarkan, dan memurnikan ajara...

Arifman
Kepala TPQ Bustanuddin

Dalam perjalanan sejarah Islam, ulama memiliki peran sentral dalam menjaga, menyebarkan, dan memurnikan ajaran agama. Namun, tidak semua ulama berperan positif. Ada yang disebut dengan ulama su' dan ulama absurd. Kedua istilah ini digunakan untuk menggambarkan ulama yang melenceng dari ajaran Islam yang murni dan otentik, serta berpotensi menyesatkan umat. Bagaimana fenomena ini muncul, dan apa saja upaya purifikasi ajaran Islam dalam konteks ini?

Ulama Su': Ulama yang Menyesatkan

Ulama su' adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada ulama yang jahat atau menyimpang. Mereka mungkin memiliki pengetahuan agama yang baik, namun memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, politik, atau material. Beberapa karakteristik ulama su' di antaranya:

Menggunakan Agama untuk Kekuasaan: Mereka sering terlibat dalam politik praktis dan mendukung penguasa yang zalim demi mendapatkan keuntungan duniawi.

Fatwa yang Tidak Berdasar: Ulama su' sering mengeluarkan fatwa yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah demi kepentingan tertentu, sehingga menyesatkan umat.

Mengabaikan Moralitas: Mereka tidak memegang teguh nilai-nilai moral Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan empati. Ini tercermin dari tindakan dan perilaku mereka yang tidak mencerminkan akhlak seorang Muslim sejati.

Contoh klasik dari ulama su' adalah mereka yang mendukung kebijakan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi dilakukan demi keuntungan pribadi atau kelompok.

Ulama Absurd: Tindakan dan Pemikiran yang Tidak Masuk Akal

Sementara istilah ulama absurd belum secara luas digunakan dalam terminologi Islam tradisional, istilah ini dapat menggambarkan ulama yang menyampaikan ajaran atau pemikiran yang tidak logis dan bertentangan dengan akal sehat. Mereka kerap memperumit ajaran agama dengan cara yang tidak relevan atau membuat aturan-aturan yang kaku tanpa dasar syariah yang kuat. Beberapa ciri ulama absurd:

•. Memperumit Agama: Mereka cenderung membuat aturan-aturan yang tidak berdasar pada ajaran Al-Qur'an dan hadits, sehingga menjadikan Islam tampak sulit dipraktikkan.

•. Taklid Buta dan Fanatisme: Ulama absurd sering kali mendorong umat untuk mengikuti pandangan mereka secara buta, tanpa mempertimbangkan rasionalitas atau keberagaman interpretasi dalam Islam.

•. Pemikiran yang Bertentangan dengan Realitas Sosial: Mereka tidak memahami konteks sosial dan budaya umat Islam saat ini, sehingga pemikirannya tidak relevan dengan perkembangan zaman.

•. Ulama absurd sering kali menarik perhatian karena retorikanya yang kontroversial atau dogmatis, namun justru hal ini yang berpotensi merusak pemahaman umat tentang Islam.

Upaya Purifikasi Ajaran Islam

Purifikasi (pemurnian) ajaran Islam adalah upaya untuk mengembalikan pemahaman dan praktik Islam yang benar, sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, tanpa tercampur oleh penyimpangan atau pemikiran yang tidak relevan. Upaya ini penting dalam menghadapi ulama su' dan ulama absurd yang menyimpang dari jalan yang benar. Beberapa langkah yang diambil dalam proses purifikasi ini antara lain:

1. Membuka Ruang Diskusi Ilmiah: Dalam Islam, ijtihad (usaha intelektual untuk memahami hukum) adalah sesuatu yang penting. Ulama-ulama yang benar mendorong diskusi ilmiah terbuka dan menghargai keberagaman pandangan, asalkan didasarkan pada nash syar’i (teks-teks agama yang sahih).

2. Memperkuat Pendidikan Islam yang Murni: Pendidikan yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah, serta pemahaman yang sesuai dengan konteks zaman, harus diperkuat. Pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan Islam harus memastikan bahwa ajaran yang diajarkan tidak hanya formalistik, tetapi juga mencerminkan esensi Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

3. Menghadirkan Ulama yang Kritis dan Teguh: Ulama yang berkualitas tidak hanya cerdas dalam pemahaman agama, tetapi juga berani mengoreksi penyimpangan yang dilakukan oleh ulama su' dan absurd. Mereka harus memiliki integritas moral, keberanian, dan komitmen untuk menyampaikan kebenaran meski menghadapi risiko.

4. Menyaring Fatwa dan Ajaran yang Sesat: Masyarakat Muslim harus cerdas dalam menyaring ajaran dan fatwa yang disampaikan oleh ulama. Tidak semua yang berpenampilan atau berbicara dengan bahasa agama otomatis bisa dianggap benar. Dalam hal ini, penting bagi umat Islam untuk belajar dari sumber yang sahih dan ulama yang terpercaya.

5. Menegakkan Akhlak Islam dalam Kehidupan Sehari-hari: Salah satu cara untuk memurnikan ajaran Islam adalah dengan menegakkan akhlak Islam dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik adalah cermin dari pemahaman agama yang benar. Jika ulama mengajarkan hal yang tidak sesuai dengan akhlak Islam, maka ajarannya patut diragukan.

Kesimpulan

Ulama su' dan ulama absurd adalah tantangan besar bagi upaya purifikasi ajaran Islam. Mereka tidak hanya menyesatkan umat, tetapi juga berpotensi merusak citra Islam secara keseluruhan. Upaya untuk memurnikan ajaran Islam harus terus dilakukan dengan memperkuat pendidikan agama, mendorong diskusi ilmiah, dan menegakkan akhlak yang baik. Hanya dengan cara ini, umat Islam dapat kembali kepada ajaran Islam yang otentik dan menegakkan kebenaran yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah.

Related

Opini 3618627994408824156

Terbaru

Hot in week

Komentar

Arsip Blog

item