Pahlawan dalam Kerangka Eksistensialisme
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin Eksistensialisme merupakan sebuah aliran filsafat yang menekankan kebebasan individu, tanggung jawab pribadi,...
Arifman Kepala TPQ Bustanuddin |
Eksistensialisme merupakan sebuah aliran filsafat yang menekankan kebebasan individu, tanggung jawab pribadi, dan pencarian makna hidup. Bagi para eksistensialis, setiap orang bertanggung jawab untuk menentukan makna hidupnya sendiri, tanpa bergantung pada aturan sosial atau agama yang dianggap baku. Ketika berbicara tentang pahlawan dalam kerangka eksistensialisme, kita melihat sosok yang memilih jalan yang sulit dan berani menanggung konsekuensi dari tindakan mereka dengan penuh tanggung jawab.
1. Pahlawan sebagai Individu yang Otentik
Pahlawan dalam kerangka eksistensialisme bukanlah seseorang yang hanya mengikuti norma atau aturan sosial. Mereka menjalani hidup berdasarkan prinsip-prinsip yang mereka yakini sendiri, sering kali mengorbankan kenyamanan dan rasa aman demi pilihan yang mereka anggap benar. Mereka menolak menjadi "orang kebanyakan" yang mengikuti arus, sebaliknya berani tampil beda dan menunjukkan jati diri yang otentik. Sebagai contoh, tokoh seperti Soekarno dan Bung Hatta berani memperjuangkan kemerdekaan Indonesia meskipun harus menghadapi risiko tinggi, karena mereka percaya pada kebenaran cita-cita tersebut.
2. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Dalam pandangan eksistensialis, pahlawan adalah sosok yang memahami bahwa kebebasan mereka datang dengan tanggung jawab besar. Kebebasan bukan berarti bebas dari konsekuensi, melainkan kemampuan untuk memilih tindakan secara sadar dan siap menanggung risikonya. Contoh nyata adalah Tan Malaka, yang tidak hanya menentang penjajahan, tetapi juga menentang kebijakan yang ia anggap menyimpang dari ideologi kebangsaannya. Meskipun sering dipenjara dan hidup dalam bahaya, ia tetap berjuang, karena ia merasa bertanggung jawab atas cita-cita kemerdekaan sejati bagi rakyat Indonesia.
3. Pahlawan dalam Pencarian Makna
Eksistensialisme menekankan bahwa hidup tidak memiliki makna baku dan bahwa makna harus ditemukan atau diciptakan oleh individu. Dalam konteks ini, pahlawan adalah individu yang mengabdikan hidup mereka untuk tujuan yang lebih besar, sering kali di luar kepentingan pribadi. Sosok pahlawan semacam ini bisa kita temukan dalam diri Kartini, yang berjuang melawan patriarki demi kesetaraan pendidikan bagi kaum perempuan. Bagi Kartini, hidupnya menjadi bermakna karena ia mampu membawa perubahan positif dalam kehidupan orang lain.
4. Menghadapi Absurditas dan Ketakutan
Eksistensialisme, terutama seperti yang dipahami Albert Camus, berbicara tentang absurditas hidup: kenyataan bahwa hidup tidak selalu masuk akal dan sering kali tidak adil. Pahlawan eksistensial adalah sosok yang menghadapi ketidakpastian dan absurditas ini dengan keberanian. Mereka tidak terjebak dalam keputusasaan, melainkan menerima kenyataan hidup yang keras sebagai bagian dari perjuangan. Mereka seperti pahlawan revolusi yang tahu bahwa kemerdekaan tidak datang secara instan atau pasti, namun tetap berjuang tanpa menyerah, meski hidup mereka dipertaruhkan.
5. Keberanian untuk Menantang Dogma
Eksistensialisme menghargai kebebasan berpikir, termasuk keberanian untuk mempertanyakan dogma atau aturan baku yang dianggap tak bisa diganggu gugat. Pahlawan eksistensial adalah mereka yang berani menantang status quo demi cita-cita perubahan. Mereka tidak tunduk pada doktrin atau tekanan sosial jika hal itu bertentangan dengan nilai-nilai mereka. Sosok seperti Syekh Yusuf dan Diponegoro adalah contoh pahlawan yang tetap setia pada prinsip mereka meskipun harus berhadapan dengan kekuatan besar.
Kesimpulan
Pahlawan dalam kerangka eksistensialisme adalah sosok yang otentik, berani, bertanggung jawab, dan gigih dalam memperjuangkan makna hidup mereka. Mereka menolak hidup dalam bayang-bayang aturan dan dogma yang kaku, melainkan memilih jalur penuh risiko untuk menjalani hidup sesuai dengan keyakinan pribadi. Melalui perjuangan mereka, pahlawan eksistensial memberi contoh tentang pentingnya kebebasan, tanggung jawab, dan keberanian untuk tetap teguh dalam memperjuangkan keadilan serta kemanusiaan, meski dunia di sekitarnya mungkin tidak selalu mendukung.